Blog / Bersikap Bijaksana – SBY Dihimbau Tolak Penghargaan ACF
"Orang sekaliber Romo Magnis dan Buya Maarif sampai protes. Kalau ulama, tokoh panutan moral aja protes kan aneh kalau sanubari SBY enggak terganggu." kata Eva Sundari
Sindonews.com - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari berharap, Presiden susilo Bambang Yudhoyono membuka mata hatinya terkait Rencana pemberian penghargaan World Statesman 2013 dari The Appeal of Conscience Foundation (ACF) kepadanya. Akan lebih bijaksana jika SBY menolak menerima penghargaan tersebut.
“Berkaitan dengan putusan Presiden untuk terima award atau tidak, harapanku pikirkanlah para korban-korban yang tiap minggu menuntut keadilan di depan Istana,” ujarnya kepada Sindonews, Selasa (21/5/2013).
Menurutnya, semua berpulang ke Presiden SBY sebagai kepala pemerintahan jika merasa intoleransi beragama bukan tanggung jawabnya. Namun, ia memandang sikap itu sebagai cermin adanya krisis kepimpinan yang bisa dikatakan sebagai penyebab persoalan.
Indikator lainnya yang menjadi cela penghargaan yang akan diterima SBY, lanjut Eva, adalah keberadaan kelompok-kelompok intoleran yang makin leluasa melakukan penyerangan terhadap agama minoritas.
“Semoga ini membuka mata bahwa masih banyak persoalan toleransi yang harus diselesaikan di rumah. Bereskan dan rakyat yang akan beri award yang lebih legitimate walau tidak prestisius seperti yayasan tersebut yang tidak mendengar agoni rakyat minoritas di Indonesia,” tandasnya.
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, tidak pernah ada penghargaan internasional mendatangkan respon dalam negeri yang menimbulkan kontroversi seperti sekarang ini.
“Orang sekaliber Romo Magnis dan Buya Maarif sampai protes. Kalau ulama, tokoh panutan moral aja protes kan aneh kalau sanubari SBY enggak terganggu. Apalagi Amerika dua muka juga, lihat link di bawah ini Indonesia Religious Freedom Report 2012 (US Dep of State) bantah opini @dinopattidjalal > http://t.co/269A2sAfoE,” pungkasnya.
Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat Indonesia semakin dilirik bangsa-bangsa lain, termasuk Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Dino kritik sejumlah pihak atas pemberian penghargaan World Statesman Award dari Appeal for Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertama, Indonesia kini mempunyai status langka sebagai negara demokrasi yang mapan dan stabil. Kedua, Indonesia kini mempunyai rekor hak azasi manusia yang jauh berbeda dari era sebelumnya.
Ketiga, Indonesia kini dipandang sebagai pelopor perdamaian. Dan keempat, Indonesia kini telah menjadi pemain global, tidak hanya terbatas pada forum G-20, namun juga untuk sejumlah internasional, seperti lingkungan hidup, perubahan iklim, inter-faith, Islamophobia, dan pembangunan.
“Apapun kapasitasnya, Indonesia kini dipandang sebagai pelopor dan jembatan antara dunia barat dan Islam, antara negara berkembang dan negara maju, antara Asia Tenggara dan dunia Internasional, dan antara kawasan Samudera India dan Samudera Pasifik,” tukas Dino dalam penjelasan tertulisnya dari Washington DC, Amerika Serikat, Senin 20 Mei 2013.
Karena itu, dirinya memandang, pemberian penghargaan World Statesman Award dari Appeal for Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas jasa-jasanya dalam meningkatkan perdamaian, toleransi beragama dan menyelesaikan konflik antaretnik tidak mengagetkan.
“Walau suatu kehormatan, saya tidak melihat penghargaan ACF ini sebagai suatu yang terlalu luas biasa atau mengagetkan. Saya sependapat dengan Pak Jusuf Kalla (mantan Wakil Presiden) yang dengan bijak mengatakan, bahwa penghargaan ACF untuk Presiden SBY sebenarnya adalah kredit untuk bangsa Indonesia,” kata Dino.
Artikel terkait:
Add a Comment

dari kafir harbi, menggauli
babu, 4 bini belum lagi yang
dibawah umur,...
dengan allah swt yg adalah
penipu, setan adalah
penipu....berarti all...
berperan dlm dunia dan
menjadikan manusia untuk jadi
pengikutnya. sama k...
-- The freedom of speech - as opposed to Islamic prohibitions of "blasphemy" and "slander," which are used and propagated effectively to quash
honest discussion of jihad and Islamic supremacism;
-- The freedom of conscience - as opposed to the Islamic death penalty for apostasy;
-- The equality of rights of all people before the law - as
opposed to Sharia's institutionalized discrimination against
women and non-Muslims.
saya tambahkan sedikit:
jihadis memperkosa wanita kafir
muslim bilang itu halal menurut Quran dan dipekuat dengan hadist selama perkosaan dilakukan atas nama Allah swt dan demi Islam
Yang kafir bilang: emangnya memperkosa itu hasil dari tidakan serta teladan dan akhlak yang baik? Tuhan yang kayak mana yang najis dan amoral begitu?
jihadi meledakkan bom
muslim bilang islam agama damai dan mereka hanya oknum, korbanpun berjatuhan
jihadi membakar gereja..
muslim bilang islam agama damai dan mereka hanya oknum, korbanpun berjatuhan lagi
jihadi menabrakkan pesawat...
muslim bilang islam agama damai dan mereka hanya oknum, korban semakin banyak
muslim memenggal kepala...
muslim bilang islam agama damai dan mereka hanya oknum, korban bertumpuk-tumpuk...
dan muslim dengan enaknya tetap bilang islam agama damai
ulama bilang, tidak ada perintah membunuh dalam qur'an (padahal saya yakin tiap hari mereka membaca itu dalam qur'an)
memangnya para kafir ini disuruh menunggu dan rela menjadi korban akibat ayat2 qur'an yang sama sekali menyesatkan dan tidak jelas, sementara muslim berkoar-2, islam agama damai?
jawab slim...!
PAKAI UKURAN/ KAIDAH YESUS:
Bertanyalah, apakah saya (SBY) sudah satu kata dengan perbuatan?
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya.
jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.
Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat" (Mat.5:37).
Bila ya, tapi tidak, itulah munafik yang serakah mau HONORnya tapi tidak mau bayar harga keadilan dan kebenaran!
Mengingat sudah sangat terbuka bhw banyaknya umat beragama lain yg minoritas merasa tertindas di negeri sendiri dalam menjalankan kebebasan beribadah dan menjalankan kepercayaannya masing-masing sesuai amanat uud'45 pasal 29 yg menjadi acuan kebebasan umat manusia utk bebas menjalankan ibadah dan kebebasan beragama...!
Apalagi terjadi demo di depan kantor istananya setiap minggu...!? Masih menutup matakah bangsa ini dan pemimpinnya...! Jangan sombong dan munafik...!
Bila perlu bubarkan agama non islam di Indonesia, dgn catatan harus diadakan perdebatan terbuka yg disponsori oleh seluruh negara di dunia utk uji banding....!!,
Dapat dipastikan bila hal ini dilakukan sudah pasti ajaran islam harus dienyahkan dari muka bumi, karena tidak sesuai dgn peri kemanusiaan dan peri keadilan...!!!